Nggambleh
Kalo nanti punya anak cowok gue mau ngasih nama Wayang : Wisanggeni kalo gak Antasena. (Jangan ngetawain, efek stres super hebat mikirin thesis yang jahat)
Karena itu adalah dua tokoh wayang favorit gue. Meski sakti mampus (sampai-sampai harus moksa sebelum Bharatyudha dimulai) tapi mereka sangat2 rendah hati dan yang menarik mereka gak pernah bisa berbahasa halus kepada siapa pun (outspoken abis), bahkan kepada sang Hyang Wenang sekalipun dan yang jelas Wisanggeni itu berwajah sangat sangat tampan secara dia putra Arjuna. Nama adalah doa, jadi siapa tau anak gue nanti jadi super sakti (part timer IBL yang summa cum laude IF ITB lalu beasiswa Warthon Business School tapi tetap rendah hati dan tidak sombong T_T). Ceritanya begini :
Sabtu minggu ini full garing gak ngapa2in, maklum dah akhir bulan jadi bener2 bokek ngekek. Akhirnya wasting time baca Barata Yudha-nya Sunardi D.M, jauh sih dibandingin gaya bertutur Seno Gumira jauh bet tapi not bad-lah cuz isinya ringkasan Barata yudha, bener2 diringkas jadi lebih kayak sinopsis jarang ada dialog dsb, tapi not bad-lah lagi cuz gw jadi sedikit lebih jelas ama silsilah-nya tokoh2 Barata Yudha cuz emang hubungan mereka tu carut marut, anak ini nikah sama sepupu itu, titisan ini besan sama raksasa itu, pandito ini ipar sama senopati itu, tapi tetep K-E-R-E-N. Fantasi gw menari2 baca ringkasan kisah2 itu, pas lakon Kresna Duta misalnya :
"...Tiba-tiba Raden Setyaki memasuki tempat pertemuan dan melapor kepada Sri Kresna,"Gusti, di luar pasukan Astina telah siap untuk menumpas habis pasukan kita termasuk Paduka. Suyudana ternyata sangat jahat di semua penjuru bala tentara Kurawa telah siap bertempur. Prajurit-prajurit bersenjata yang memasuki kraton telah banyak". Mendengar ini Prabu Kresna marah sekali. Ia segera meninggalkan tempat pertemuan, menuju alun-alun, lantas bertiwikrama. Tubuhnya berubah menjadi sebesar gunung, seperti Betara Kala yang sedang marah. Dari tubuhnya keluar api. Semua kekuatan manusia sejagat dan dewa se-Suralaya terkumpul pada tubuh Sri Kresna. Prabu Kresna telah membuktikan dirinya titisan Batara Wisnu sejati, semua jenis senjata yang ada di dunia ini berada di tangannya..."
Tiwikrama ?! How cool it gonna looked if were filmed ? Gila gw ngebayangin Sri Kresna transform into something awesome, layaknya Songoku ngamuk jadi super saiyan tapi dalam bentuk raksasa yang dahsyat banget. Cerita di wayang itu unik dan aneh, creature tersakti memang Batara2 dan Dewa2 di Suralaya, tapi tetep aja mereka masih defeatable. Tokoh2 yang asalnyanya ajaib kayak Aswatama dari kuda Sembrani, Adipati Karna dari kuping Kunti ato Jayadrata dari kulit bungkus bayi Bratasena. Aji2 yang gak kepikiran kayak Tiwikrama, Candabirawa-nya Prabu Salya (seperti digimo, kita tinggel diem yang tempur monster2 peliharaan kita) yang bisa ngeluarin raksasa yang gak abis2 kalo dibunuh malah makin banyak, Antarja (gw ngebayangin-nya kayak Reptile di Mortal Kombat) yang cukup ngejilat jejak kaki bisa bikin orang tersebut mati. Negara2 dan bangsa2 dengan tata sosial yang beragam mulai dari Pandhito, Raksesa, Batara, Dewa, Satria, Adipati, Senopati. Setiap tokoh2 di wayang juga memiliki ciri khas, mulai dari gaya berjalan, pakaian, suara sampai
...Prabu Kresna : "Ya anakku, hadapilah uak-mu Adipati Karna atas perintahku". Raden Gatotkaca melakukan sembah, katanya "Siap Uak Prabu, demi perintah Prabu ananda akan menghadapi mati tanpa berkedip. Jangan lagi hanya seorang Uak Adipati Karna, walaupun menghadapi sejuta uak Adipati Karna ananda sanggup menghadapinya. Sembah ananda untuk Uak Prabu, semoga restu paduka akan memudahkan, Ananda tidak mengharapkan untuk hidup, karena Uak Adipati Karna itu sakti sekali". Mendengar ucapan terakhir ini Prabu Kresna batinnya sebenarnya hancur. Rasanya seperti menyesal sekali, seolah2 ia telah mengeluarkan perintah yang salah. Timbul rasa belas kasihan Prabu Kresna membayangkan..."
*) blog ini disunting dari personal web saya
Labels: Scrap