Scraps In Scraps Out

This is my Blog. There are many like it but this one is mine. My Blog is my best friend. It is my life. I must master it as I must master my life. Without me my Blog is useless. Without my Blog, I am useless (Jarhead)

Monday, February 26, 2007

Nggambleh

Kalo nanti punya anak cowok gue mau ngasih nama Wayang : Wisanggeni kalo gak Antasena. (Jangan ngetawain, efek stres super hebat mikirin thesis yang jahat)




Karena itu adalah dua tokoh wayang favorit gue. Meski sakti mampus (sampai-sampai harus moksa sebelum Bharatyudha dimulai) tapi mereka sangat2 rendah hati dan yang menarik mereka gak pernah bisa berbahasa halus kepada siapa pun (outspoken abis), bahkan kepada sang Hyang Wenang sekalipun dan yang jelas Wisanggeni itu berwajah sangat sangat tampan secara dia putra Arjuna. Nama adalah doa, jadi siapa tau anak gue nanti jadi super sakti (part timer IBL yang summa cum laude IF ITB lalu beasiswa Warthon Business School tapi tetap rendah hati dan tidak sombong T_T). Ceritanya begini :

Sabtu minggu ini full garing gak ngapa2in, maklum dah akhir bulan jadi bener2 bokek ngekek. Akhirnya wasting time baca Barata Yudha-nya Sunardi D.M, jauh sih dibandingin gaya bertutur Seno Gumira jauh bet tapi not bad-lah cuz isinya ringkasan Barata yudha, bener2 diringkas jadi lebih kayak sinopsis jarang ada dialog dsb, tapi not bad-lah lagi cuz gw jadi sedikit lebih jelas ama silsilah-nya tokoh2 Barata Yudha cuz emang hubungan mereka tu carut marut, anak ini nikah sama sepupu itu, titisan ini besan sama raksasa itu, pandito ini ipar sama senopati itu, tapi tetep K-E-R-E-N. Fantasi gw menari2 baca ringkasan kisah2 itu, pas lakon Kresna Duta misalnya :

"...Tiba-tiba Raden Setyaki memasuki tempat pertemuan dan melapor kepada Sri Kresna,"Gusti, di luar pasukan Astina telah siap untuk menumpas habis pasukan kita termasuk Paduka. Suyudana ternyata sangat jahat di semua penjuru bala tentara Kurawa telah siap bertempur. Prajurit-prajurit bersenjata yang memasuki kraton telah banyak". Mendengar ini Prabu Kresna marah sekali. Ia segera meninggalkan tempat pertemuan, menuju alun-alun, lantas bertiwikrama. Tubuhnya berubah menjadi sebesar gunung, seperti Betara Kala yang sedang marah. Dari tubuhnya keluar api. Semua kekuatan manusia sejagat dan dewa se-Suralaya terkumpul pada tubuh Sri Kresna. Prabu Kresna telah membuktikan dirinya titisan Batara Wisnu sejati, semua jenis senjata yang ada di dunia ini berada di tangannya..."

Tiwikrama ?! How cool it gonna looked if were filmed ? Gila gw ngebayangin Sri Kresna transform into something awesome, layaknya Songoku ngamuk jadi super saiyan tapi dalam bentuk raksasa yang dahsyat banget. Cerita di wayang itu unik dan aneh, creature tersakti memang Batara2 dan Dewa2 di Suralaya, tapi tetep aja mereka masih defeatable. Tokoh2 yang asalnyanya ajaib kayak Aswatama dari kuda Sembrani, Adipati Karna dari kuping Kunti ato Jayadrata dari kulit bungkus bayi Bratasena. Aji2 yang gak kepikiran kayak Tiwikrama, Candabirawa-nya Prabu Salya (seperti digimo, kita tinggel diem yang tempur monster2 peliharaan kita) yang bisa ngeluarin raksasa yang gak abis2 kalo dibunuh malah makin banyak, Antarja (gw ngebayangin-nya kayak Reptile di Mortal Kombat) yang cukup ngejilat jejak kaki bisa bikin orang tersebut mati. Negara2 dan bangsa2 dengan tata sosial yang beragam mulai dari Pandhito, Raksesa, Batara, Dewa, Satria, Adipati, Senopati. Setiap tokoh2 di wayang juga memiliki ciri khas, mulai dari gaya berjalan, pakaian, suara sampai gaya berbicara. Senjata2 eksotis kayak Cakra, Kuntawijaya, Nenggala, Gada Rujakpolo, Pasopati. Perang batin, ada tokoh2 yang sebenarnya condong ke Pandawa tapi karena berpegang teguh prinsip kstaria bela nagara jadi terpaksa berada di Astina, meski begitu pas di Kurusetra tetep aja semua-nya bertempur mati2an ngeluarin kesaktian masing2, bela negara atau kebenaran (what a nice thought). Belum lagi sikap2 dan cara mengambil keputusan mereka yang mitologi banget, sangat hiperbol dan kaku ! Tapi yang jelas kisah2 di wayang selalu memiliki nilai filosofis yang akan selalu bisa direlevan-kan dengan kehidupan kita sehari2.

...Prabu Kresna : "Ya anakku, hadapilah uak-mu Adipati Karna atas perintahku". Raden Gatotkaca melakukan sembah, katanya "Siap Uak Prabu, demi perintah Prabu ananda akan menghadapi mati tanpa berkedip. Jangan lagi hanya seorang Uak Adipati Karna, walaupun menghadapi sejuta uak Adipati Karna ananda sanggup menghadapinya. Sembah ananda untuk Uak Prabu, semoga restu paduka akan memudahkan, Ananda tidak mengharapkan untuk hidup, karena Uak Adipati Karna itu sakti sekali". Mendengar ucapan terakhir ini Prabu Kresna batinnya sebenarnya hancur. Rasanya seperti menyesal sekali, seolah2 ia telah mengeluarkan perintah yang salah. Timbul rasa belas kasihan Prabu Kresna membayangkan..."

Asli kisah wayang itu bagi gue sebuah cerita yang masterpiece banget, gak akan pernah bosan gue ulang2. Sayang kebanyakan resource wayang masih selalu dalam bahasa jawa alus, ono sing in Indonesia gak yo ? soale nek Jawa alus blas ra dhong aku, nggambleh...



*) blog ini disunting dari personal web saya

Labels:

Wednesday, February 21, 2007

The 26 Years Old Gigs Virgin

Berasa punya muka seganteng dan segagah Barry Prima tapi gak ngefek sia2 karena ternyata homo dan positif impoten. Karena sekarang gue ada di Manchester, ibukota scene Indie di UK. Kota asal Stone Roses, Oasis, New Order, Morissey dan ironisnya gue SAMA SEKALI belum pernah nonton gigs disini !? Padahal di kampus hampir setiap hari ada Band mediocore yang main. Jelas gue gak bisa berharap banyak dengan ngincer band2 yang udah gede yang cuman mau main di MEN Arena, habis kalo semua band2 lokal (yang keren2 itu) gue ikutin bisa bangkrut mendadak pagi harinya.

Kesialan pertama adalah minggu pertama gue datang disini berpasan dengan hari terakhir Reel Big Fish nyelesein tur UK-nya. Lalu sebulan kemudian gue tau kalo tiket New Order udah ludes dan yang masih sisa tinggal untuk konser mereka di Bournemouth, kira-kira 5 jam perjalanan darat dari Manchester. Pas Rancid main dengan tiket yang ‘hanya’ 10 Pounds, gak satu pun ada yang nemenin (lalu apa enaknya ngegigs sendirian ?). Sebelumnya The Kooks yang langsung sold out hanya dalam hitungan jam juga New Found Glory yang berbarengan dengan Exam. Papa Roach, Dashboard Confessional, Hellogoodbye dan Ash dan yang paling nyesek pas keabisan Plus 44 (ya Tuhan kapan lagi hamba bisa ngeliat Travis live ?). Yang bikin nyesek karena semua band2 itu main di kampus yang artinya paling mahal 13 Pounds. Memang kemarin gue juga keabisan The Killers (yang udah sold out sejak Oktober, artinya 3 minggu gue baru nyampe sini). Tapi The Killers main di MEN arena, artinnya paling murah 27 Pound jadi gak dosa lah kalo gak bisa nonton, soale mahal cuk. Terakhir lagi gue keabisan Mika, pengen deh jambakin2 rambut, jedodin pala saking gemesnya, kenapa harus selalu sold out sih ! Ya ya ini sudah bulan ke enam dan gue masih menjadi a gigs virgin.



*)Sepertinya disini gue memang harus murni jadi pelajar deh. Yah hitung2 menebus dosa (pura2) kuliah pas di Bandung dulu yang terbuang percuma hanya untuk pensi2, basket dan berburu kaset.

Labels:

Sunday, February 11, 2007

Hukum Qisas

"Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan kamu menjalankan hukuman qisas (balasan yang seimbang) dalam perkara orang-orang yang mati dibunuh." (Al-Baqarah :178)


Setelah banjir Djakarta kemarin masih bisakah kita ngeremehin orang2 yang suka gak sopan sama lingkungan, ketika Bohorok dan Pacet luluh lantak dan kita cuman bisa ‘ber-ooo panjang’, ketika banjir di sepanjang Mahakam atau Kutacane dan kita cuman bisa ‘ber-duh kasian yah’. Mulai kepikiran gak kalau orang2 yang suka nyuri duit rakyat, suka nyuri kayu itu bisa jadi lebih kejam dari pada teroris dalam konteks tertentu. Hukuman mati ? nanti dulu, hoi hoi para pejuang HAM pun segera berhamburan, ya ya kita memang selalu asik berpolemik tentang hak hidup adalah hak paling asasi anugrah Tuhan, sementara ‘si yang sedang diperjuangkan’ jelas-jelas sudah mengambil hak asasi manusia lain. Kadang geli juga, HAM adalah hak asasi manusia yang bisa mengalahkan HAM sebagai hak asasi masyarakat : manusia juga tapi dalam bentuk jamak.

Tentu saja gue pasti akan langsung KO seketika kalau diajak berdebat tentang hukuman mati dan HAM, apalah pengetahuan gue yang cuman belajar programming (sedikit) selama kuliah, sama sekali gak ada ngerti2nya tentang hukum. Ummm tapi hukum disini hukum manusia mungkin ya ? Nah itulah anehnya kita manusia seringkali suka ke-pede-an, bikin hukum2 yang sudah jelas2 diperintahkan Tuhan. Bukannya SARA kebetulan gue muslim jadi meski gue buta kitab hukum manusia tapi di Islam ada yang namanya hukum Qisas, kesalahan disengaja yang dikenakan hukuman balas. Yang wajib dikenakan hukum Qisas misalnya : membunuh orang lain dengan sengaja (termasuk dengan banjir bandang pesanan), mencederai orang lain dengan sengaja, menghilangkan anggota badan orang lain dengan sengaja.

Hukum Qisas ini sudah jelas2 ada di al-Quran, dari Allah yang Maha Pencipta Alam Semesta dan Maha Tahu. Tapi manusia dengan otaknya yang cuman seberat 1300 gram dengan pintarnya membatalkan hukum Tuhan ini dengan excuse2 yang tak kalah pintarnya. Sejarah membuktikan hasil pemikiran otak seberat 1300 gram itu ternyata seringkali keliru dan cuman membawa kerusakan di kemudian hari, seperti misalnya :

  1. Penggunaan pestisida, ngenganggu keseimbangan Biologi.
  2. Pupuk buatan, ngerusak struktur tanah ketika dipakai berlebihan.
  3. Pernikahan gay yang direstui (atas nama HAM), salah satu penyebab penyebaran AIDS
  4. Bahan bakar fosil, menimbulkan efek rumah kaca yang makin hebat, pemanasan global.
  5. Pembabatan hutan, bendungan raksasa ternyata berefek juga ke kekacauan iklim global.
  6. Obat kimia, efek radiasi nuklir, bla bla bla bla…too many to mention.
Hukuman mati itu perlu, bukan hanya untuk menghemat maintenance cost penjara2 (kebayang kan kalo ribuan koruptor dipenjarain pada saat yang berbarengan, apalagi umumnya mereka manja2, banyak minta fasilitas kelas apartemen), bukan hanya untuk efek jera, bukan hanya educate, tapi siapa tau dengan hukuman mati bisa “memunahkan gen pembunuh” dari muka bumi supaya tidak berkembang biak. Mungkin ada kalanya para pejuang HAM saat ini merasakan bagaimana rasanya anak atau isterinya diperkosa beramai-ramai kemudian dibunuh, dimutilasi, atau bapaknya kesapu banjir banding, atau cucunya jadi kriminal karena ngangggur ketika duit rakyat yang triliyunan dikorupsi untuk bisa memahami perlunya hukuman mati.


Sumber : Dr. Akmal Hanafi, SpOG dan www.al-azim.com


Labels:

Saturday, February 03, 2007

Life is Karma
















Mungkin beberapa hari lagi, setelah semua sedikit reda bakal bermunculan belasan excuse2 ndaghel untuk banjir Djakarta : mulai dari siklus 5 tahunan yang WAJAR, gejala pemanasan global, salah DPRD gak ngasih dana dan segala macam susu bengek lainnya (susu = tetek). Banjir di Indonesia bukan gempa bumi, bukanlah banjir jaman nabi Nuh AS yang Kun Fa Ya Kun, banjir emang ada penyebab2nya, akumulasi dari daerah Puncak yang gundul, drainase yang pelit dan mental masyarakat yang masih sampah. yang jelas 5 tahun sejak 2002 adalah waktu yang lebih dari cukup untuk belajar dari pengalaman (ketika berbagai gedung2 wah justru bisa terselesaikan sementara proyek Kanal Banjir malah gak kelar2 ?! hei hei kita gak sedang bikin Tembok Cina atau Piramid Ginza kan ?). Mau banjir daerah atau ibukota kek (emang artis dangdut aja yang bisa pake taksonomi daerah dan ibukota) semua gak jauh2 dari betapa bebalnya kita, betapa gak pedulinya kita, betapa sempitnya pikiran kita kalau buang sampah dan nyolek pantat satpam SOGO (yang pensiunan ABRI) bukanlah suatu hal yang sama2 goblognya.

Falsafah Jawa yang gue suka adalah falsafah ‘Masih Untung’, itu lho positive thinking concept yang seperti apa pun kejadiannya selalu bakal masih untung gak gini, masih untung gak gitu, pokoknya selalu untung terus. Bolehlah dipake buat banjir di Djakarta kali ini, masih untung pas hari libur, masih untung bukan banjir bandang Bohorok, masih untung cuman batal malam mingguan ke Senayan City, masih untung gak ada yang tewas kegetok batu kayak di Pacet, masih untung rusuk gak ancur kena gelondongan kayu. Gua jadi kepikiran, ada gak ya diantara korban banjir ini yang cukong2 kayu yang bertanggung jawab sama banjir2 bandang beberapa waktu lalu ? ada gak ya diantara korban banjir ini orang2 yang selalu menggampangkan buang sampah sembarangan (terutama dari dalam mobilnya) ? Duh, coba seandainya gue tajir pasti gue bakalan ngontrak space iklan di bunderan HI yang segede gaban itu, yang biasanya berisi gambar SBY ato gak Sutiyoso, buat gue pasang iklan tulisan dengan font Arial Bold 100000 pt : “ Life is Karma”.


*) Picture : courtesy of detik.com

Labels:

Thursday, February 01, 2007

Pemda Mbagusi

Djakarta* banjir lagi ya ? ha-ha-ha-ha basi ! banjir di Djakarta itu udah kayak jerawat jaman2 ABG : mau pake Clearasil atau Melanox bakalan muncul terus. Habis pemerintah dan warganya gak penah kapok, BOTH of them ! Teori Upil gue laku keras di Jakarta jadi gak adil rasanya kalo murni nyalahin pemda DKI aja. Tapi di satu sisi gemes juga sih liat pemerintah yang kayak banci tampil, setiap kali dapet amanah maka setiap kali itu pula gatel pengen bikin proyek2 sophisticated, mall2 sekelas luar negri, patung2 (yang katanya) memiliki nilai seni tinggi, pusat perbelanjaan terbesar, terakhir denger2 mau bikin menara Djakarta (proyek narsis yang gak berguna itu), pokoknya harus sparlking.

Entah kenapa pemda2 di Indonesia selalu banci tampil, mana ada yang tertarik bikin saluran drainase 'bener', perumahan rakyat murah, ngebersihin kali, selama proyek2 itu gak 'menor' jangan berharap bisa dapet jatah. Ingat karcis kertas dan harus 2 jam nunggu busway trayek baru kemarin ? mau ngeles kayak Bajaj juga tetap sangat jelas kelihatan sebuah ketidaksiapan yang dipaksakan. Mentang2 udah mau lengser dan biar dikenang warga proyek Busway digeber abis2an (lagi2 dengan skill PM mainan Lego ala anak TK). Tapi susah juga, meskipun suatu waktu nanti kalau pun ada gubernur yang mau berkorban dengan bikin proyek2 ‘gak keren’, berkorban bikin proyek2 jangka panjang tapi selama orang2 Djakarta tetep brengsek kampung : enteng buang sampah sembarangan (sementara ada 7.5 juta orang yang berpikiran sama, berpikiran cuman dia satu2nya orang yang buang sampah sembarangan), selama orang2 Jakarta (dengan egoisnya) cuman jadi 'rapi, bersih, alim dan santun' di konteks privasi mereka masing2, mau canggih kayak apapun sistem drainase Djakarta hasilnya sama aja boong. Dan juga sebaliknya, mau setertib apa pun warga Djakarta buang sampah pada tempatnya tapi kalo pemda DKI masih kayak anak TK yg mbagusi (jawa : melakuakan sesuatu yang menurut kita hebat biar dipuji) dengan proyek2 sophisitcated juga gak akan banyak berguna. Kesimpulannya : selamat menikmati sendiri hasil karya kalian berdua ...



*Djakarta : Ibukota Republik Incoruptnesia yang dipimpin seorang Gubernur mbagusi yang lagi asik nyetempel kertas2 bakal tiket busway tiap hari, perkara orang nunggu berjam2 peduli setan pokoknya Djakarta jadi keren, perkara tiap ujan bentar selalu banjir peduli setan pokoknya dengan proyek2 sophisticated siapa tau namanya bisa diabadiin jadi nama Jalan kek, piala bola tarkam kek, gedung kek, sukur2 dibikinin patung (ngarep).

Labels: