Scraps In Scraps Out

This is my Blog. There are many like it but this one is mine. My Blog is my best friend. It is my life. I must master it as I must master my life. Without me my Blog is useless. Without my Blog, I am useless (Jarhead)

Monday, October 20, 2008

Sutiyoso si Seniman Instalasi

Sutiyoso seharusnya bertanggung jawab. Bertanggung jawab atas rencana-rencana menara gading yang pernah dia buat, rencana tanpa blue print berkesinambungan yang jelas, yang bisa jadi dibuat tak lebih demi mengharumkan namanya sebelum mencalonkan diri menjadi presiden pada pemilu nanti. Lumayan untuk amunisis. Kondisi busway kebanggaannya semakin lama semakin jancuk bajingan matane asu kere buto edan ! Kalau dulu kondisi antrian model lempar jumrah hanya ada di rush hour sore sekarang pagi-pagi juga udah gitu. Gak nyaman banget. Dari rumah udah ganteng-ganteng wangi sampai kantor tetep berbau masteng, matahari, keringet, besi. Percayalah, performance layanan Busway alih-alih stabil boro-boro meningkat yang ada malah semakin menurun tajam.

Gak heran kalau layanan busway selama ini sering gue samain dengan Metromini, Mayasari dan rekan-rekannya. Ternyata operatornya jebule adalah sama yang hanya berganti rupa menjadi konsorsium : Mayasari Bakti, PPD dan Steady Safe. Konsorsium ini menangani koridor IV, V dan VI. Now tell me, why on GOD’s earth do we have been expecting too much on what so called new MRT operated by the same Mayasari owner ? right, that horrible green ugly asshole bastard squeaky cranky busses. Sedangkan mengoperasikan armada bus regular saja mereka masih memakai sistem setoran bagaimana mau mengoperasikan Busway yang sejatinya adalah sistem antrian yang rumit : lebih dari sekadar membangun shelter, naro bus warna-warni dan supir yang berjas. Butuh otak. Otak yang bagus kualitas tinggi. Bukan otak butut.

Di Bogota, busway direncanakan dengan matang dan proses pembangunan bertahap dan juga dilengkapi monitoring centre untuk memantau jumlah dan kondisi antrian di setiap halte. Banyak variabel yang harus dihitung : pola jumlah penumpang yang berbeda, panjang koridor, kecepatan busway, lama berhenti di setiap shelter, titik-titik busway jadi satu di underpass dan flyover, titik-titik lampu merah. Lumayan njelimet memang. Beda jauh dengan disini. Saking malasnya berpikir dan memutar otak untuk membuat sistem yang efektif dan efisien mereka cukup mengenakan sistem setoran. Sistem setoran adalah awal carut marut jalanan di Jakarta. Kemungkinan para bos-bos angkutan kota Jakarta kerjanya hanya asik menonton acara gosip tentang Dewi Perssik masuk rumah sakit dianter Saipul Jamil di TV selayaknya mak-mak sementara pada saat yang sama armadanya sedang sikut-sikutan, salip-salipan rebutan penumpang karena mekanisme sistem setoran dangkal ciptaan mereka.

Perencanaan yang mlempem membuat banyak koridor yang terbelangkai, hampir setahun belum juga beroperasi. Padahal harga membuat itu semua sama sekali gak murah, biaya dan macet luar biasa yang diciptakan sempat menurunkan kualitas hidup warga Jakarta. Kini semua jadi sia-sia aja. Apalagi konon kabarnya dua bulan lagi koridor IV, V, VI dan VII terancam berhenti beroperasi (silahkan googling sendiri untuk berita ini, karena gue terlalu geram dan gak tega untuk menuliskan). Lalu ketika Sutiyoso mengkampanyakan Tegas dan Berani for the next president rasanya masih kurang tepat. Tegas dan berani gak ada artinya kalau tidak cerdas. Jelas, si Yos harus bertanggung jawab atas monumen-monumen seni yang sudah dia buat : tiang-tiang monorail, dermaga busuk waterway dan shelter-shelter useless berkarat. Sontoloyo.

Labels:

5 Comments:

Blogger melur said...

lho oom, justru otak butut itu yg sering dipake kan... inget jokes otak bangsa mana yang paling mahal? indonesia, karena ga pernah dipake *huhuhu ga lucu ya*i demand MRT!!!

4:55 PM  
Blogger om idep said...

Yeah, that old skool jokes, heuheuehuehu..

6:28 PM  
Blogger Unknown said...

lho dep,kok kmu tau,kl dewi perssik sakit dan d anter saipul jamil? gw aja kagak tahu. ah,lo bosnya mayasari jg yaaa.. -nyengir-

itu kl bnr kondisi busway ky gt, bujubuset. rapot merah utk cln presiden.

10:13 PM  
Blogger om idep said...

"Kalau udah sampai kaya gini, itu urusan kemanusiaan. Saya nggak peduli, ini urusan keselamatan Dewi," tutur Ipul.

*pathetic loussy man with stupid tight skinny t-shirt*

10:32 PM  
Anonymous Anonymous said...

"Kalau udah sampai kaya gini, itu urusan kekuasaan. Saya nggak peduli, ini urusan popularitas saya saja," tutur entah siapa.

*sakit kepala*

10:34 PM  

Post a Comment

<< Home