Support Your Local Culture
Definisi fresh disini apa ? fresh = keren, fresh = gak ndeso, fresh = gawul pake w atau apa ? Budaya itu bukan disediain seperti kita mesen nasi goreng, bukan dijejelke seperti Pancasila di kelas-kelas SD, atau pun dicekokin kayak ngasih obat ke anak TK. Budaya Jepang dengan Anime, Manga, J-Rock, J-Pop pun Harajuku style-nya gak datang tiba-tiba dalam bentuk seperti sekarang. Coba lihat kebelakang, seandainya orang Jepang memang tidak punya dasar nasionalisme yang kuat ketika kalah perang di WW II, saat-saat Marvel dan DC merajalela dengan pahlawan-pahlawan yang make kancut diluar, kebanyakan mereka toh gak tergoda untuk mengadopsi dan sok-sokan Amerika pada saat itu. Mereka tetep jadi orang Jepang, behave seperti orang Jepang dan akhirnya melahirkan budaya2 Anime dan Manga seperti sekarang yang justru cerita-ceritanya sangat fantasi gak seperti komik gagrak Eropa yang labih humanis (kalimat ini untuk counter “…alur kisahnya juga masuk logika walaupun kisah fiksi dan khayalan, ‘halus’ tidak dipaksakan/mengada-ada…”. Gile, komik Jepang mana yang gak mengada-ada kecuali serial cantik mungkin). Bahkan kalo mau extreme mereka juga punya porn industri ala Jepang sendiri, mereka bikin Hentai sendiri gak sok2 Hufner dengan industry Playboy-nya (tapi suer gue gak suka porn Jepang, freak on the bed ! lebih baik baca sex scene Wiro Sableng dari pada nonton Hentai). Menurut studi Hofstede sih memang ternayata National Culture jepang itu sangat Maskulin, mereka biasa keras dan tegas, indeks budaya Maskulin mereka nomor satu.
Sebetulnya kita pernah punya era keemasan komik mulai dari Ganesh TH, RA Kosasih, Hasmi sampai Jan Mintaraga, dan jujur kadang gue pikir itu komik style
Lagi pula hampir segala sesuatu itu relatif yang mutlak dan stabil itu cuman DPR aja (stabil noraknya). Coba liat
Jadi besok kalo punya anak (curhat colongan, support your local culture artinya Honey, let's make babies and teach them culture as soon as possible) jangan lupa jejelin our own local culture sedari dini, budaya ada karena terbiasa…
Labels: Thought