Scraps In Scraps Out

This is my Blog. There are many like it but this one is mine. My Blog is my best friend. It is my life. I must master it as I must master my life. Without me my Blog is useless. Without my Blog, I am useless (Jarhead)

Tuesday, September 02, 2008

The Gorgeousless Traveller (XC : Jayagiri)

Gue suka gunung - diluar gunung-gunung yang disukai semua pria normal tentu saja - maksud gue adalah gunung hutan, gunung beneran disini. Sejak dari TK meluncur dari bukit-bukit di TMII, SD bermain di hutan wanagama akhir pekan dianter papi adalah waktu yang dinanti-nanti, SMA libur panjang naik gunung juga demikian. Gunung indah ciptaan Tuhan. Semua gunung itu indah. Semua.
















Dan sabtu kemarin adalah orgasme kedua setelah main basket, main XC di Tangkuban Perahu – Jayagiri – Lembang – Maribaya – Bandung. Orgasme yang sebenar-benarnya. Kali ini kita main bareng sama anak-anak Bandung All Mountain (BAM) dan Gading All Mountain (GAM). Trek pertama yang langung aja nanjak memaksa kita untuk harus turun dan nuntun sepeda. Hutan basah, becek dan gelap karena banyak kanopi tinggi lumayan bikin males karena belum apa-apa kok udah nuntun gini (ngisin-ngisini tenan). Tapi beruntung itu hanya beberapa saat saja karena trek selanjutnya cenderung datar dan menurun. Sampai ketika keluar dari hutan kita sampai di trek tanah yang kering dan menurun, hore ! Vegetasinya yang relatif cemara dengan tanah kering dan keras membuat sepeda kami semakin mudah lajunya, maka makin rajinlah mainin rem dan yang terpenting mengatur napsu supaya jangan ngebut gila. Bukannya apa-apa, kesepakatan dari awal kita jaraknya deket-deket, jadi khawatir bisa nabrak kalau lupa diri laju. Akhirnya sampai juga di check point pertama - warung - kita ada di perempatan antara Jayagiri 1 dan Jayagiri 2. Konon Jayagiri 2 lebih menantang dengan trek tangga dari akar-akar pohon yang akan memaksa kita untuk lompat-lompat. Mungkin lain waktu saja karena kami sejak awal sudah sepakat untuk melalui Jayagiri 1. Kita sempet ketemu rombongan motor trail, dengan suara bising dan asep-asep mesin dua tak mereka, heran orang macam apa yang menganggap main motor trail di hutan adalah kegiatan jantan. Yang ada malah polusi suara sama udara, kalau kami insyaAllah polusi suara aja, dengan cekakan, nyangkem cela-celaan sepanjang jalan, tapi setidaknya bukan raungan mesin dua tak dan tanpa asap. Kembali ke Jayagiri 1 adalah trek menurun dengan batu-batu tajam menonjol disana-sini, kita murni harus angkat pantat kalau gak mau resiko turun berok. Jancuk ! frame gue yang gak fullsus dengan ban tapak kecil lumayan bikin pegel juga apalagi gue gak make protektor sama sekali lumayan bikin parno amit-amit jangan sampe jatoh. Tetapi tetap saja banyak-banyak ngerem adalah dosa besar di setiap trek turunan, berasa naik bajaj goyangannya. Selanjutnya adalah trek lumut dan tanah liat, bagi gue trek ini adalah primadona XC kali ini. Sampai pengen pipis di celana saking bergairahnya, tanah empuk lumayan lebar yang benar-benar bikin kita meluncur lupa diri. Sehabis itu turunan makin curam dan makin sempit di kontur cerukan jadi kita sedikit melambat. Lumut di permukaan bikin kita selip dengan mudahnya setiap kali ngerem terlalu banyak. Dan selesailah trek Jayagiri berbarengan dengan munculnya kami di Ayam Brebes Lembang. Waktunya isi perut. Tapi entah karena barusan saja merasakan orgasme atau memang ayamnya yang biasa aja yang jelas gue sama sekali gak menikmati makan siang kali itu. Tidak sabar untuk lanjut ke trek Maribaya berikutnya.














Kita berangkat dari Maribaya beberapa ratus meter sebelum air terjun, awalnya sih keliatan ok dengan trek batu-batu kapur tumpul dan sedikit licin (karena sempat hujan gerimis yang membuat lumutnya semakin licin). Tapi karakter trek ini agak beda, karena lebih curam dan bersisian dengan jurang justru bikin kita banyak main rem ngesot sanangesot sini. Seru sih, karena bagi gue semua trek turunan adalah seru dibanding tanjakan. Tetapi sesampainya di bibir bawah turunan licin itu, kita disajikan trek conblok selebar satu meteran. Lumayan garing apalagi ada tanjakan beberapa kali. Hanya disini pemandangannya lumayan menghibur karena Maribaya ada di semacam bibir ngarai mini, kalau memang bisa dibilang ngarai. Sempat ada beberapa turunan panjang yang lagi-lagi bikin kita asyik masyuk. Asli, kita itu semacam kumpulan om-om tua yang kelakuan seperti bocah, setiap kali ada turunan setiap kali itu pula kita berseri-seri dan lupa diri. Sebelum akhinya kita sampai di gua Belanda dan ada satu kali kesempatan jump. Woohoo ! Dari gua Belanda seatpost dikembalikan ke setelan maksimum lagi karena trek full tanjakan di depan sebelum akhirnya sampai di Dago Pakar. Dari situ bisa dibilang permainan hari itu sudah selesai karena kita hanya tinggal meluncur saja dari Dago Pakar, Istana Dago, Pasar Dago lalu belok kanan ke arah Babakan Siliwangi. Sebelum kembali ke Jakarta kita sempet mampir ke Triple-B di burangrang. Ini toko emang bangke, potensi bikin miskin karena gelap mata besar sekali. Gue nemu frame ijo tentara keluaran Da Boomb yang udah gue incer. Tapi untung sempet menahan diri. Akhirnya kita sampai di Jakarta jam 12 malem. Capek gila tapi gue bener-bener puas hari itu : pengorbanan bangun pagi buta ngerapiin si item, nganggurin pacar yang sudah jauh-jauh berkunjung ke Jakarta, apalagi bela-belain gak main Basket adalah worth enough. Semakin adiksi. Sayang bulan puasa persis masuk hari senin nanti, mungkin bakal ditunda sebulan dulu atau pun kalau gue nekat join nite ride dua minggu lagi nanti di Puncak. Nekat disini bukannya apa-apa ya, gue cuman serem sama kuntilanak aja kalo pas keteteran di tengah-tengah ntar : temen jauh di depan jauh dan di belakang. Serem aja. Ah tapi sudahlah lebih baik khusuk konsentrasi dahulu menyambut puasa, have a blessing Ramadhan !



Labels:

10 Comments:

Blogger RinaFitri said...

dep, enakan jadi sepeda loe daripada jadi pacar lo dunk kalo kaya gtu.. wakakakakaka

4:44 AM  
Blogger om idep said...

Ya iyapret masa ya iyalah ! *garing*

Kalo sepeda kan bisa bebas gue tunggangi kalo pacar belum bisa, ummmm dikit-dikit boleh kali ya ummmm maksud gue belum bebas ummmm maksud gue kalo gak ketauan boleh kali ya ummmm ya begitulah...*Marhaban ya Ramadhan*

6:47 AM  
Anonymous Anonymous said...

Dep, kalau istilah gunung di artikel lu assosiasikan dengan 'gunung' yang itu. Dengan istilah2x trek menurun, trek licin dan berlumut, dan sebagainya itu, artikel lu malah lebih enak dan seru untuk dibaca ... jadi kyk baca stensilan malahan bwahahahahahaha .... selamat berpuasa, marhaban ya Ramadhan :-).

4:12 AM  
Anonymous Anonymous said...

deep !!! sepeda lo sangarrrrrr! naksir berat :(
*dunia tidak adiil huhuhu* menangis ga jelas

11:49 AM  
Blogger om idep said...

@Iman : Stensilan ?!?!?!?! wuahahahaha, gini nih ketauan lo angkatan tahun kapan, anak-anak muda jaman sekarang pasti tidak mengenal stesnsilan, paling nista bluefame atau gak kaskus, paling standard ya bokep gocengan di glodok *Marhaban ya Ramadhan*

@Setips : Hahahahaha, iya mel, ayo-ayo gabung, kita sepedaan di Puncak setiap wiken, mengagumi pemandangan indah ciptaan Tuhan *Kalau ini baru asli Marhaban ya Ramadhan*

1:34 PM  
Blogger melur said...

oom, ikut donk kalo mo nggunung lagi? :p

8:33 PM  
Blogger om idep said...

Ayo mau ikut ke Tajur Halang gak ? abis puasa ini, tapi beda karakter, gak ada kanopi gelap disini. Tapi ok jugalah di daerah sekitaran gunung Salak. Om pinjemin sepeda kalau tak punya.

5:57 AM  
Blogger penne.pesto:) said...

dep, muka lo kyk kecekik helm.. eh, maaf itu lg pose keren ya? hauhuahau..

gila mantep bgt lo sepedaan di gunung gitu.. gue bner2 so much more of a beach person :3

7:34 PM  
Blogger om idep said...

Monyong, itu udah pose terbagus gue bu. cumana 1 out of 17. Gembel ! Nyiahahahaha...

8:30 PM  
Anonymous Anonymous said...

Hi everyone
My name is Tom, Im 38 yrs old, living in Fort Worth, TX.

I'd love to make good close friends here.

Keep smiling!

11:28 PM  

Post a Comment

<< Home