Scraps In Scraps Out

This is my Blog. There are many like it but this one is mine. My Blog is my best friend. It is my life. I must master it as I must master my life. Without me my Blog is useless. Without my Blog, I am useless (Jarhead)

Monday, March 03, 2008

Pak Urip, Ganbatte !

Namanya sih keren, Urip Tri Gunawan. Manusia yang segenap hidupnya akan berguna untuk tiga hal, kira-kira sih begitu kali ya arti namanya. Gue gak tau tiga disini merujuk ke mana dan ke siapa. Yang jelas, orang tuanya pasti memberikan nama itu dengan maksud dan makna yang baik. Misal, tiga hal merujuk ke berguna untuk alam, manusia dan tuhan, sebagaimana layaknya relationship paling basic ajaran apa pun di bumi ini. Tapi tidak untuk pak Urip. Sepertinya pak Urip mengartikan lain, tiga hal-nya pak Urip merujuk ke duit, duit dan duit. Gak tanggung-tanggung, si pak Urip ini tertangkap tangan menerima uang sogokan 6 M. Agak lucu dan menghibur ketika dia (maaf pak Urip saya tidak memakai kata ganti ‘beliau’ untuk anda) berkelit dengan bilang kotak dus di mobilnya berisi coklat, lalu sekenanya diralat ketika setelah dicek isinya bertumpuk-tumpuk dolar dengan menjelaskan itu uang transaksi bisnis sampingan dia jual beli permata. Biasanya orang panik emang suka bego, bohongnya suka gak kreatif banget-bangetan. Dengan memiliki bisnis sampingan jual beli permata beromset 6 M dalam semalam, dia gak punya alasan untuk tetap bertahan jadi PNS di kejaksaan dengan gaji bulanan beberapa juta. Orang panik emang suka lucu deh.

Kasus BLBI bukanlah kasus kejahatan biasa. Coba, apa ada yang lebih jahat dari para obligor dana BLBI itu ? pemerkosa nenek-nenek ? maling jemuran ? sopir metromini ? gubernur DKI ? atau teroris bom Bali ? Um um um. Begini kondisinya, katakanlah kita yang punya bisnis sendiri, kita nikmatin sendiri, kita kongkalikong sendiri tapi ketika bangkrut karena krisis kenapa harus uang rakyat yang dipakai untuk bantu mereka ? Masih bolehlah kalau memang dana itu dipakai untuk restrukturisasi, bagaimana pun juga bisnis mereka mampu menciptakan lapangan pekerjaan untuk orang banyak. Tapi yang ada itu dana malah disikat kabur. Suwek mblegedhes tenan. Jumlahnya triliyunan pula. Agak aneh makanya ketika bisa mengembalikan dan mereka bisa diampunin begitu saja dengan kebijakan Release and Discharge yang dikeluarkan pemerintahan Megawati. Maksud gue, maling jemuran pakaian dalam ketika ngebalikin jemuran juga tetep digebukin massa kan ? pemerkosa nenek meski bisa ngemodalin operasi rekondisi selaput dara juga tetep aja bersalah kan ? Tapi hukum itu tidak berlaku untuk kriminal elit macam obligor BLBI. Untuk mereka ada sejuta maaf yang selalu disiapkan. Untuk kejahatan yang super rajatega itu para Jaksa republik ini mendadak jadi seperti kumpulan mahasiswa hukum di semester pertama kuliah, ngowoh gak bisa nemuin pasal-pasal penjerat yang tepat. Entah pura-pura entah emang aslinya gitu.

Gue pernah berteori kalau pejabat korup, cukong illegal loging itu jauh-jauh-jauh-jauh lebih kejam dari pada teroris bom Bali. Mereka ngebunuh rakyat pelan-pelan, anggaran disikat sehingga jalan raya jadi gembel karena proyek dimanipulasi, minyak tanah jadi susah, harga gabah lokal meluncur deras, banjir bandang dimana-mana. Mereka orang munafik yang berlagak terhormat. Masih lebih mending kelompok teroris itu. Teroris atas nama Tuhan itu adalah orang-orang autis yang hidup di dunianya dengan percaya kalau semua bule harus mati dibom. Jadi no wonder, karena emang ada yang salah sama otak mereka. Kondisi ini beda dengan pejabat-pejabat korup. Mending kalo korupnya malu-malu, lah ini gak tanggung-tanggung. Memang sih gak ada negara di bumi ini yang bebas korup, tapi ya mbok sedikit aja dan ‘halus’ mainnya jangan 'kasar'. Kalau dari perspektif lain, sebenarnya 6 M itu kurang, jumlah itu gak ada artinya. Pak Urip cuman dapet 6 M. Bukankah 1 T itu sama 1000 M. Rasanya seperti gue punya duit 1 Juta dan cuman ngeluarin 1000 perak buat bayar parkir pas ngambil ATM, sama sekali gak ada artinya. Gue percaya pak Urip matematika-nya masih jago dan dia pasti ogah kalo cuman dikasih ‘seceng’. Jadi mungkin gak kalau 6 M itu pembayaran kesekian atau pembayaran terakhir ? Atau bisa saja 6 M itu belum selesai, hampir mustahil kalau pak Urip bermain sendiri. Semoga pak Urip berani jadi whistle blower di persidangan. Jadi doa orang tuanya dalam memberi nama yang bagus tidak akan sia-sia, semoga pak Urip Tri Gunawan benar-benar bisa jadi ‘gunawan’ untuk orang banyak. Pak Urip adalah jaksa negara yang menuntut hukuman mati buat Amrozi. Sekarang, kondisinya berbalik. Gue rasa rakyat Indonesia berhak menuntut hal yang sama untuk pak Urip. Kecuali, kalau dia mau jadi whistle blower. Pak Urip, tetap semangat !

2 Comments:

Blogger RinaFitri said...

mm.. dep, uang segitu buat gue buanyaaaaaaaaaaaaaak banget.. *_*

5:45 AM  
Blogger melur said...

6M : 1T = 3 : 500

bnr ga?

3:38 AM  

Post a Comment

<< Home