Scraps In Scraps Out

This is my Blog. There are many like it but this one is mine. My Blog is my best friend. It is my life. I must master it as I must master my life. Without me my Blog is useless. Without my Blog, I am useless (Jarhead)

Sunday, February 03, 2008

Alam dan Global Warming
















Global Warming adalah mantra andalan para pejabat akhir-akhir ini, kambing hitam kesayangan pemerintah di setiap kali bencana terjadi. Dengan gaya sekelas Al Gore, mereka fasih menjelaskan fenomena Global Warming di depan para penduduk yang rumahnya udah pada ancur karena banjir dan longsor yang cuman bisa ndhomblong, bengong melongo trus manthuk-manthuk pertanda setuju. Alam gak bisa dan pernah marah. Lah wong jumlah air yang ada di bumi ini bukannya selalu sama ? Air dalam berbagai bentuk lho ya : air tanah, uap air, salju, titik air. Mau ujan sebulan gak putus pun, ya air yang tumpah dari langit itu asalnya dari bawah-bawah juga gak sih ? kayak dulu di pelajaran IPA jaman SD ? enerji itu kekal dan begitu pun air. Masalah baru terjadi ketika air yang tumpah dari langit itu gak bisa nemuin bidang tanah yang cukup buat nampung, buat nyerap, gak ada akar tumbuhan yang cukup buat nyimpen, gak ada path drainase yang lancar buat ngalirin lagi ke laut. Di Jakarta semuanya jelas. Semua sungai udah dangkal, drainase yang penuh sampah, lahan hijau udah jadi mall-mall yang kebanyakan berakhir sepi hangat-hangat tahi ayam, semua mangrove udah jadi perumahan mewah dengan dermaga pribadi untuk yacht-yacht mewah.

Di banjir ria akhir minggu lalu pun Foke terbata-bata menyalahkan hujan deras di Bogor dan Puncak awalnya, lalu menyalahkan kebiasaan masyarakat yang suka buang sampah sembarangan dan terakhir beliau berapi-api menyalahkan kontraktor drainase. Aneh pemimpin kok sukanya nyalah-nyalahin pihak lain bukannya secara gentle ngakuin itu semua adalah tanggung jawab dia. Itu resiko dia dengan mengaku-ngaku ahli di bidangnya ketika campaign ngotot jadi mayor Jakarta. Jakarta, daerah yang berantakan penuh masalah multidimensi, kusut kayak benang kusut, yang sangat teramat berat amanahnya tetapi diluar semua itu Jakarta tetap saja adalah daerah dengan pendapatan bisa mencapai 20 Triliyun (kondisi terakhir sepertinya alasan utama orang-orang pada napsu jadi gubernur alih-alih karena amanah atau tantangan). Lalu kalo ada yang bilang global warming membuat permukaan laut mengalami kenaikan karena gletser mencair - karena itu mengapa rob tiba-tiba bisa menghunjam pesisir utara Jawa dan Jakarta - ya bolehlah sebagai upaya ngeles yang lumayan. Tapi jangan sedih, dulu disitu kan ada hutan bakau yang sekarang udah berubah jadi perumahan mewah, tambak illegal dan bisnis-bisnis lainnya. Alam itu gak bisa dan pernah marah, gak seperti kata-kata puitis para pejabat agar tampak bijak : saudara-saudara sebangsa dan setanah air, kita harus intropeksi diri karena alam semakin marah kepada kita.

Makanya gue gak akan memanusiakan alam dengan "Alam marah kepada kita". Alam itu bukan seperti mak-mak yang bakal merepet marah-marah bawel kalau cabe keriting mendadak naik seribu perak. Lagian kalo pun bisa marah, paling mentok si Alam cuman berani ngelempar sandal terus kabur kalo gak dia mogok gak mau manggung nyanyi lagi, kasian banget si Alam yang sepengetahuan gue orangnya penyabar dengan rambut belah tengahnya itu cuman bisa berubah gahar kalo lagi di atas panggung aja lengkap dengan aksi jogged ala Jacko Dut-nya khususnya pas mendendangkan lagu Mbah Dukun. Alam, sumpah kamu tidak salah apa-apa.





*) picture courtesy of Deffarmen Mehan, diambil Sabtu pagi pas gue kira naik sepeda ke Hall A Senayan bela-belain demi bermain basket adalah solusi paling jenius dan masuk akal karena mobil dan motor udah gak bisa nembus banjir di depan kompleks. Sampai ketika gue sadar tetep ngotot ngayuh sepeda di depan ASMI dan air tau-tau udah sepaha aja gitu. Main basket dengan kolor basah kuyup jelas tidak baik untuk alat kelamin dan bijimu sehingga akhirnya gue terpaksa putar balik pulang ke rumah, jancuk bajingan matane asu ! I've lost my orgasm minutes this weekend (again).

Labels:

1 Comments:

Blogger RinaFitri said...

tertarik sama sepeda rakitan loe..

sebenarnya walopun gue ga tinggal di daerah banjir *ga bisa loe bilang "pantes daerah gunung"* kekeke.. gue desperado banget nget!!! sama jakarta..

bolehlah.. kapan-kapan mengikuti jejak loe ngerakit sepeda sendiri..
dimana kegunaannya selain bisa nembus banjir dan hemaaaaattt!!! bensin *karena hanya butuh makan nasi 3 piring beserta lauk-lauknya* bisa juga buat pacaran.. hwakakakaka..

deppppppp!!! loe bener2 cerdas!!
*hwakhwak..

9:47 AM  

Post a Comment

<< Home