Scraps In Scraps Out

This is my Blog. There are many like it but this one is mine. My Blog is my best friend. It is my life. I must master it as I must master my life. Without me my Blog is useless. Without my Blog, I am useless (Jarhead)

Saturday, February 09, 2008

Tips Selingkuh

1. Jangan pernah kenalan pake nama asli lo. Buatlah nama rekaan yang masuk akal. Kata masuk akal disini penting-penting enggak sih sebenernya. Maksud gue jangan pilih nama samaran yang mencolok bego dong. Cewek manapun akan curiga kalo pas kenalan lo pake nama “Hai nama gue Paijo, Tukino, Wagino, Obama, Panglima Besar Sudirman, Clark Kent atau Donal Bebek”. Tanpa mengurangi rasa hormat kepada generasi bapak-bapak tapi sepertinya nama-nama itu udah nyaris punah dan jarang dipakai pemuda-pemuda masa kini (halah). Cobalah pilih nama-nama yang netral dan pasaran semacam Budi, Iwan, Eko misalnya. Itu jauh lebih make sense (untuk nama yang udah disebut dan tidak disebut jangan tersinggung).

2. Segera bilang “Saya gak punya, apaan sih tuh ?! mahal gak ?” ketika ditanya apakah ada account friendster atau facebook. Sumpah asli, software pertemanan semacam ini berbahaya sekali bukan hanya karena ada isian status disitu tapi fasilitas connection through bener-bener bisa bikin mati kartu kita dengan “lho lo kenal X juga ? lho kok bisa kenal Y sih ? kenapa lo bisa deket sama Z ya ? akrab bener sih kalian kalau dilihat testimony-testimoninya”. Ingat hal ini penting sekali, ngaku aja gak punya friendster atau facebook meskipun hal itu akan membuat image lo kampungan gak eksis dan sangat gak kekinian. Toh save play masih jauh lebih penting daripada merusak semuanya, isn’t it ?

3. Carilah tempat kencan yang gak umum. Jauhi tempat-tempat eksis pasaran semacam Kemang, Senayan dan kawan-kawan. Weits, tempat gak umum bukan selalu berarti gak ok lho. Prinsipnya begini, ada dua pendekatan : tempat ok tapi jauh atau tempat yang deket tapi garing. Misal di BSD Junction, jauh gila tapi masih lumayan dan yang pasti sepi abis (gue pernah iseng main kejar-kejaran di tengah-tengah Atriumnya, saking sepinya) atau pendekatan kedua di Dwima Plaza yang di tengah kota tapi udah gak laku dan sepi juga. Teater IMAX Keong Mas di Taman Mini boleh juga. Contoh lain kalau mau nonton jangan di Blitz atau XXI, cobalah di Buaran 21 atau gak di Tambun Theatre. Kalau mau makan cobalah di Nasi Gudeg di Pasar Rumput, Sop Kaki Kambing di Tanah Abang atau Gajebo Nasi Kapau di Pasar Senen, jangan menghina tempat-tempat yang disebut barusan karena seriously itu semua adalah tempat trendi pada masanya.

4. Berikut ini trik yang mahal dan paling nyusahin: Jangan pake kendaraan pribadi. Cobalah kendaraan umum, taxi kalau lo ada duit lebih atau justru malah pinjeman. Kendaraan bermotor pribadi lengkap dengan identitas nomor polisi yang unik sangat mungkin bisa menjadi masalah di kemudian hari. Tau-tau aja kaca mobil lo remuk, ban kempes, atau gak minimal ada baret gambar pemandangan (gunung dua, matahari di tengah, jalan membelah di tengah, kiri kanan ada sawah, gubuk dan satu pohon kelapa di pojok. Itu loh tipikal gambaran anak TK, gue pernah bikin di mobil EVO gaul orang nyolot di warnet Buahbatu Bandung once pas dulu masih kuliah) yang dibuat pake goresan paku di body mobil oleh korban-korban yang gak terima atas kebangsatan dan kejahatan lo.

5. Berterimakasihlah atas makin ketatnya kompetisi operator seluler yang membuat banyaknya pilihan SIM card saat ini, dan murah. Karena itu jangan ragu-ragu untuk pake banyak nomer, murah ini kok gak kayak jaman gue dulu beli kartu perdana yang bisa sejutaan. Hape-hape juga udah banyak yang murahan juga. Intinya sama kayak tips-tips sebelumnya, hindari sebisa mungkin memakai identitas asli. Kalau pun gak bisa beli hape khusus, kasih nama undercover cowok di phone book. Tapi namanya jangan sampe ketuker-tuker, buatlah sebuah pattern atau formula. Misal ditambahi no di belakangnya: Wati jadi Wationo, Rika jadi Riko, Rini jadi Rinto (semua nama adalah rekaan kalau ada kesamaan tokoh dan nama itu hanyalah kebetulan belaka).

6. Being smart dong. Dunia gak selebar kolor ucok baba, man. Karena itu pilihlah calon korban selingkuh yang gak satu komunitas sama pacar resmi lo, ya gak satu kampus, ya gak satu sekolah, ya gak satu les-lesan, apalagi satu gang sepermainan. Cuman lelaki bodoh yang selingkuh sama cewek yang satu kelas sama pacarnya, ok kecuali kalau selingkuhan lo itu adalah tipikal nakal yang suka tantangan dan intrik penuh permainan. Tapi jangan deh, cewek itu makhluk aneh dan mereka suka gak penting. Lebih banyak mudharatnya daripada manfaatnya. Lagian selama masih banyak pilihan alangkah baiknya kalau lo memperluas jangkauan dan jaringan daripada mentok di situ-situ aja.

7. Yang terakhir, jangan sampai lo ke tahap meet the parents. Wuidih ini adalah big no no, bukan hanya membuat lo merasa bersalah pas mau ninggalin tapi doa orang tua atas anaknya yang udah jadi korban dan teraniaya sangatlah manjur adanya. Bisa susah hiduplah disumpahin –anggap saja- puluhan orang. Gunakan berbagai alasan ngeles yang sopan, being green behavior dan canggih. Misal cukup sampai gang depan bilang aja susah untuk muter balik nantinya atau bilang aja ada banjir lokal di kompleks gak mungkin bisa jemput ke rumah jadi ketemuan aja somewhere atau bilang aja untuk meminimalisasi polusi yang dilepas ke udara akibat pembakaran bensin yang tidak sempurna bisa meningkatkan emisi karbon di udara yang dapat melubangi ozon. Contoh terakhir bukan hanya bisa jadi alasan tapi juga sekaligus membuat lo tampak seperti pejuang-pejuang lingkungan ala artis-artis di Infotainment lately. Antara bijaksana dan dogol.

8. Ini yang paling penting. Banyak-banyaklah berdoa semoga selingkuh lo berjalan lancar dan lo akan baik-baik saja. Terlebih dahulu biar tenang, buat sebuah mindset kalau selingkuh itu sama sekali gak dosa jadi lo akan tampak wajar pada prakteknya (selingkuh sambil grepe-grepe dan meraba-raba itu baru dosa besar).



Note : Semua tips-tips ini dirangkum berdasarkan studi literatur, observasi di lapangan, sharing pengalaman bersama nara sumber yang dirahasiakan identitasnya. Yang jelas bukan dari pengalaman pribadi penulis. Selamat mencoba jangan lupa bismillahirrahmanirahim, may the force be with you son !

Labels:

14 Comments:

Blogger RinaFitri said...

hohohoho...
ehem, kalo itu pengalaman pribadi loe juga, ga papa kok dep..

hwakakakaka...

8:08 AM  
Blogger om idep said...

some of, i guess...

*puas lo ?*

10:06 AM  
Anonymous Anonymous said...

dep!! bsd junction kan deket bgt sama rumah gueee!!
ntar kalo g pulang kapan2 main ke sana aaah, siapa tau nemu elu lagi selingkuh:p

7:33 AM  
Blogger om idep said...

Duh Ross, don't u get it ? tulisan itu hanya berdasar rangkuman dan studi literatur bukannya praktek kerja di lapangan.

Jadi lo gak bakal nemuin gue di sana, di Buaran 21 sekalipun.

Btw rumah lo jauh gila, hahahahaha. Gue bisa nyasar kesana karena tol bandara putus dan hrs liwat tangeran *shit !*

10:08 PM  
Anonymous Anonymous said...

hmmm... ato klo rumah 'korban' lo ada di daerah jakarta Selatan.. jangan pilih tempat ketemuan di Citos, ajak aja ketemuan di MKG... itu jauh lebih aman :D
wakakakaakk...

11:31 PM  
Blogger om idep said...

Izakli !

Ibu sexy gendut yang doyan membeli stagen rupa-rupa, anda cerdas juga. That's the point : vice versa.

11:48 PM  
Blogger Unknown said...

kayaknya gw baru ngeh kenapa point2 itu tidak berdasarkan pengalaman pribadi mu, lo selingkuh nya ama co kan ?

12:13 AM  
Anonymous Anonymous said...

Wuahahahaha, kambing ! ya waktu itu sih dari luar kayak cewek. Gak tau kalo udah dibuka...

2:15 AM  
Anonymous Anonymous said...

waaaah dejavu, apalagi poin orang tua itu... tenang mas, udah ada orang yang praktekin tu... kelakuan cowo emang...

2:44 AM  
Anonymous Anonymous said...

hahahahaha... buaran 21...
berarti bekasi XXI termasuk yang boleh didatengin kalo selingkuhan adalah anak selatan ya? tapi aga random juga ya jemput di pondok indah nonton di bekasi?

5:31 AM  
Blogger melur said...

jangan bahas2 selingkuh ah oom.
dasar oom oom. :p

3:41 AM  
Blogger om idep said...

apa sih dik meyuy, om justru ada di posisi korban ketimbang pelaku *curcol*

10:24 PM  
Anonymous Anonymous said...

Menanggapi banyaknya nada-nada sumbang tentang keberadaan Everesta Media dengan harga recovery data yang agak mahal yaitu 5 juta. Ada pengalaman yang justru tidak masuk akal. Saya Ruli, tinggal di Serpong (BSD), 38 tahun. Karyawan salah satu Bank Swasta di Jakarta Barat. MOHON MAAF kalau tulisan ini bukan bermaksud menjelek-jelekan orang atau organisasi tertentu. Tapi untuk penyeimbang berita saja.

Ada suatu cerita. Boleh percaya boleh tidak. Tepatnya di awal Februari 2008 lalu, saya pernah menemukan masalah. Sore hari, laptop Toshiba saya tiba-tiba hang. Seperti biasanya saya segera matikan listriknya, lantas saya restart ulang. Biasanya mau lagi berjalan normal. Tetapi sekarang ini sepertinya lain, hanya tampilan ‘blue screen’ dengan tulisan bahasa aneh, agak sedikit bunyi aneh klak-kletek, dan saya pun tidak tahu artinya. Lantas saya copot hardisknya untuk di-copy ke PC, dengan memakai external case SATA ternyata sama saja & ada bunyi kletak-kletek.
Akhirnya, saya membawa ke beberapa tempat recovery data di daerah Harco Elektronik dan Mangga 2 Mall. Seperti biasa, saya menunggu beberapa hari. Tetapi saya tidak menegerti, ternyata mereka gagal menyelamatkan data saya dengan alasan bahwa kerusakannya adalah pada piringan/disk hardisk saya sudah parah (tergores). Saya pun mengambil harddisk SATA Seagate Momentus saya, dan mencoba merecover lagi ke beberapa tempat lain. Ternyata sama. Mereka gagal. Sama saja, terakhir saya coba lagi membawa ke jasa recovery data di bilangan Mall Ambasador, Jl.Setiabudi Sudirman, daerah Jakarta Barat juga, dan banyak tempat lain. Ternyata hasilnya sama saja. Padahal mereka juga mengaku-ngaku adalah master, ahlinya atau yang terbaik.

Entahlah saya hampir putus asa. Saya sudah bingung harus kemana lagi saya antar harddisk saya agar dapat diselamatkan data - data penting di dalamnya. Saya juga hampir putus asa. Akhirnya saya coba terus mencari di Internet, di salah satu situs iklan gratis tampa daftar, saya menemukan Everesta Media, salah satu jasa penyelamat data, situsnya www.everezta.com. Awalnya saya sempat ragu - ragu dengan sosok Everesta Media. Karena sebelumnya, saya sempat membaca beberapa tulisan-tulisan bernada sumbang tentang Everesta dari berbagai pihak! Mengatakan, bahwa tempat Everesta Media tidak meyakinkan sekali! Tetapi, saya coba untuk tidak mudah percaya langsung dengan tulisan mereka. Karena belum ada buktinya bagi saya! Ya. Coba-coba dululah siapa tahu lain apa yang banyak pihak propagandakan. Mungkin juga, sosok Everesta tidaklah seperti tulisan yang pernah saya baca. Di tengah keputus-asaan, karena Everesta juga saya pikir akan sama dengan yang lain sebelumnya. Awalnya iseng-iseng saja kalau saja mereka bisa. Saya coba -coba menelpon ke pihak Everesta Media. Ternyata, mereka meminta saya mengantarkan harddisk saya ke tempat mereka di daerah Lenteng Agung arah Depok. Akan tetapi kalau diambil oleh mereka, dikenakan biaya, yaitu untuk biaya pengecekan dan transportasi, yaitu sebesar tujuh puluh lima ribu rupiah dibayar di muka. Awalnya saya ragu-ragu dan ciriga. Akhirnya, dari pada repot - repot pikir saya, karena juga saya juga agak sibuk waktu itu. Saya meminta mereka segera datang mengambil harddisk tersebut untuk direcover ke kantor saya. Saya pun harus bersabar lagi menunggu jawaban dari pihak mereka.

Keesokan harinya, saya ditelpon pihak mereka / Everesta Media, walau sempat tidak percaya. Mereka mengabarkan kepada saya, bahwa harddisk SATA saya dapat diselamatkan mereka, karena belum sempat dibongkar dalamnya. Katanya keberhasilan recovery data minimal 80% bukan 100%, juga waktunya agak lama minimal satu minggu, alasannya bahwa kerusakan harddisk saya tergolong sangat parah secara fisik (katanya ada sudah bunyi, head bacanya rusak, tidak terdetek BIOS lagi dan sudah banyak "bad sector area"). Mereka mengajukan biaya recovery data sebesar 5 juta rupiah. Jumlah yang sangat mengejutkan saya. Alangkah kagetnya saya! Saya tidak percaya!!! Mahal sekali! Mahal sekali mas!!!! Padahal tidak seperti di tempat - tempat lain yang pernah saya tanya, jauh lebih murah! Karena mahalnya saya bingung sekali, takut sekali telah ditipu oleh Everesta Media! sempat saya berpikir akan membatalkan saja. Karena terus penasaran di hati saya, saya coba lagi tawar harganya agar dapat lebih murah. "Jangan mahal-mahal pak.....!" Entahlah, mereka tetap keras kepala! Tetap saja, tidak mau agar biayanya lebih murah, alias tidak dapat ditawar lagi biayanya. Karena terpaksa juga & pasrah, mau tidak maulah! harus kemana lagi saya coba merecover data saya dengan harga jauh lebih murah, Sementara mereka belum tentu menjamin sanggup! Sebagaian besar mereka telah menyerah tak sanggup/ gagal. Akhirnya dengan terpaksa, saya menyetujui juga dengan biaya 5 juta rupiah secara tunai dibayar. Asalkan data-data saya benar - benar telah berhasil diselamatkan! Itu janji saya pada pihak Everesta Media.

Bingung dan sangat mencurigakan juga cara kerja Everesta Media seperti apa. Terpaksa harus menunggu lebih seminggu tampa ada kejelasan atau kabar. Tak sabar, akhirnya setelah 8 hari, mereka (pihak Everesta Media) tiba-tiba menelpon lagi kepada saya, dan memberitahukan bahwa sudah selesai semua data saya diselamatkan, diminta saya segera membuka e-mail saya, karena laporan datanya sudah dikirim. Segera saya cek e-mail saya, ternyata benar data saya sudah ada semua. Diminta juga, saya segera menyiapkan biaya recovery data tunai 5 juta rupiah. Astaga mahal sekali!!! Sebelum saya mengetujui saya harus cek lagi lebih detail apakah benar - benar data saya sudah ada. Saya mencoba mengingat satu - persatu data - data penting saya, yang sebagian besar saya sudah tak ingat lagi satu persatu. Ternyata benar! Aneh, sangat tidak dapat dipercaya!!! mereka telah berhasil menyelamatkan data-data saya! Atau mungkin Everesta sedang kebetulan 'hoky' jadi dapat menyelamatkan data-data saya. Aneh! Mungkin saja....! Percaya tidak percaya! Tidak seperti banyak nada sumbang tentang Everesta lantaran tempatnya tidak meyakinkan yang masuk gang itu (mobil tidak bisa masuk)! Tak terkecuali photo-photo anak saya waktu lahir dulu.Sangat mahal bagi saya, biaya recovery datanya! tidak seperti di tempat-tempat lain yang pernah saya tanya. Walaupun, pertama-tama saya curiga takut ditipu oleh pihak Everesta karena sosok tempatnya tidak meyakinkan. Sebenarnya jujur dalam hati kecil saya, terpaksa harus puas juga dengan harga 5 juta rupiah. Saat ini, sangat tidak penting seperti apa tempat Everesta Media, siapa - siapa saja yang anggotanya, bagaimana cara kerja mereka, dan berapakah personil dari Everesta Media itu?! Justru yang terpenting bagi saya Everesta Media adalah lebih dan memiliki nilai tambah dari dari yang lain! Karena sudah terbukti telah berhasil menyelamatkan data-data penting saya, bahkan yang sudah lama dihapus sekalipun. Sementara di tempat lain sudah gagal / menyerah.Terserah anda mau dibilang kebetulan Everesta sedang beruntung /hoky.

Ruli, Serpong (8-1). Percaya atau tidak cerita. Terserah anda, jangan tuntut saya telah menipu anda di hari akhir kelak! Mau dianggap fiktip belaka silahkan. Karena kebenaran cerita ini tidak akan pernah dibuktikan! Jangan tanya saya fiktip atau tidak! Hanya saja.Terima kasih kalau anda telah mau membacaya.

11:06 PM  
Anonymous Anonymous said...

Memang recovery data itu mahal.
Disfficult yes, Possible yes juga..

Triknya yaitu kudu modalin 1 hardisk yang sama , kalau head yang rusak ganti dengan head hardisk baru , kalo pcb controller rusak ganti dgn pcb yg baru jg.

Yang susah itu klo motor rusak, masalahnya melepas motor dari platter itu very2 high risk, tapi kejadian motor rusak ini sangat jarang.

Kalau soal bad sector di platter itu wajar.

So.. mahal karena memang modal awal ny jg mahal yaitu 1 hardisk sehat yang sejenis,
modal lain waktu recovery dan kesabaran pengerjaaan nya.

Saya bukan tukang recovery, tp pernah reserach recovery hardisk sendiri hehe...

7:59 PM  

Post a Comment

<< Home