Scraps In Scraps Out

This is my Blog. There are many like it but this one is mine. My Blog is my best friend. It is my life. I must master it as I must master my life. Without me my Blog is useless. Without my Blog, I am useless (Jarhead)

Monday, August 04, 2008

Pernah dan Belum Pernah

Negara ini besar, tapi kecil logika para pemimpinnya, negara ini luas tapi sempit wawasan para pemimpinnya, selamat datang di negara yang krisis negarawan.




Krisis energi, infrastruktur irigasi yang hancur lebur, harga pangan mahal semakin menjadi-jadi, jumlah pengangguran meningkat, tingkat urbanisasi tinggi, hutan rusak, budaya korupsi di semua level, jurang sosial yang semakin lebar, birokrasi yang tidak efektif, pelecehan dari negara tetangga, endebre endeskre dan lalu siapa yang bilang jadi presiden Republik Indonesia itu enak ? Sebuah amanah besar dimana nasib 250 juta orang ada di ujung lidah, semua keputusan yang bahkan tidur pun tidak akan pernah lagi bisa lelap. Saya sebenarnya tidak terlalu perduli dengan dikotomi Muda dan Tua untuk calon presiden yang sempat mencuat. Tapi seharusnya lebih ke Pernah dan Belum Pernah. Dengan segala macam persoalan super duper complicated itu lalu kenapa masih saja banyak yang begitu bernafsunya jadi calon presiden ? Bahkan ketika Tukul pun gak akan percaya diri untuk daftar jadi model majalah MensHealth edisi Valentine lalu kenapa para mantan presiden yang masih tetap saja pede jaya maju menjadi calon presiden kembali pada pemilu 2009 nanti ?!?! Jelas mereka sudah pernah dikasih chance and show nothing but tears and plan to buy a private presidential aeroplane (wew, keren buat nama band EMO : to buy a private presidential aeroplane).

Bermain-main mencalonkan diri menjadi presiden bukanlah perkara coba-coba iseng-iseng berhadiah. Enak betul di negeri ini, maju menjadi calon presiden dari partai begitu mudahnya, tanpa konvensi plus tanpa pesaing plus tanpa tarung habis-habisan dan hup ! tralalala ! langsung bisa maju jadi calon tunggal begitu saja. Tentu tak lupa dengan poster berlatar belakang gambar sang ayah tercinta. Pidato-pidato hanya sekitaran mengepal tangan badan agak miring sedikit sesuai arahan konsultan pencitraan ditambahi teriak-teriak lantang tanpa isi kalau pun tidak pasti asik seru menghujat kondisi sekarang. Tapi giliran ditanya langkah kongkrit apa untuk mengeluarkan bangsa dari kondisi semua hanya terdiam, paling mentok juga menjawab berputar-putar dengan konsep abstrak kembali. Lucu. Padahal EO tadi siang saja harus mati-matian presentasi hanya untuk memenangkan job event di kantor. Memaparkan konsep mereka, apa yang akan mereka kerjakan, langkah-langkahnya. Lengkap. Sedang para calon presiden masih asik saja berwacana dan pidato berapi-api. Akan lebih berguna kalau mereka memaparkan apa rencana kongkrit di setiap dimensi masalah di negeri ini ketimbang hujat menghujat. Yang lebih lucu lagi beliau-beliau yang sudah pernah kalah di dua pemilu terdahulu kenapa masih saja ngotot ?! beliau-beliau yang sudah pernah merasakan jadi presiden kenapa masih saja ngarep lagi ?! Presiden adalah sebuah amanah yang lebih dari sekadar cara berpidato patriotis, lebih dari sekadar tampang keren dengan mengacungkan tangan, senyum anggun dan gaya berbicara yang dibuat-buat. Sesungguhnya model semacam itu sudah lewat lah masanya, mungkin masih berlaku ketika masa perjuangan demi membakar semangat rakyat melawan kumpeni, bertempur sampai mati. Kalo sekarang : basi.

Labels:

8 Comments:

Blogger Abdi Dalem Oceh-Ocehan said...

wah keliatan banget kalau tidak setuju sama si ibu merah hati yang bilang tidak perduli dengan korban 27 juli (lihat liputannya di metro tv? "...saya tidak mau mengingat-ingat apa kata beliau saat itu" kata salah satu korban sambil berkaca-kaca--konon si ibu bilang "siapa yang suruh kalian ada dimarkas saat itu..!").

sayangnya Republik ini lebih suka presiden sinetron daripada presiden "EO" (gaya EO jual diri di kantor panjenengan).

dan sayangnya lagi saya korban presiden EO yang lebih suka jual "citra" sampai-sampai menteri malingpun TIDAK BERANI diutik-utik!

keep nyonthong and fihting bro'

9:31 PM  
Blogger Unknown said...

sayang banget, padahal bapaknya cukup keren pandangannya sebagai pemimpin dan sebagai negarawan..

1:30 AM  
Blogger Ghulam said...

Makane tho Bosss, sampeyan maju sana jadi presiden ... tak dukung wesss!
Saatnya YANG MUDA BERGERAK tho?
Kapan mbojone huehuehue ?

11:11 AM  
Blogger Heriyadi said...

Lambemu Dep, Dep... Lama tak kukunjungi blogmu, tak ada yg berubah: tetep misuh-misuh. Ning pisuhanmu lebih sering benere daripada luput. Kangen aku karo kowe, Le.

3:40 AM  
Anonymous Anonymous said...

Terimakasih, 20 tahun lagi saya baru deh mencalonkan diri jadi presiden RI...

7:34 AM  
Anonymous Anonymous said...

Saya, Prabowo Subianto, bersama Himpunan Kerukunan Tani Indonesia... :D

Opo sing iki? Saya Rizal Mallarangeng, if there's a will, there's a way...

Iklanmu ngko piye Dep? :D

2:49 AM  
Blogger k o p r e m said...

sepisan neh dab! aku setuju karo sampeyan! pancen wes wayahe wong endonesya ngrumangsani.. ojo rumongso biso.. tapi kudu biso rumongso! sayange ono sing bisane mung rumongso ampuh lan kontheng padahal mbiyen jamane dadi presiden? isih kelingan BLBI?

9:27 PM  
Blogger om idep said...

@Agung :
nek aku bakal ngene : mangan ra mangan sing penting kumpul. ngombe ra ngombe sing penting Anggur cap Orang Tua.

12:29 PM  

Post a Comment

<< Home