Scraps In Scraps Out

This is my Blog. There are many like it but this one is mine. My Blog is my best friend. It is my life. I must master it as I must master my life. Without me my Blog is useless. Without my Blog, I am useless (Jarhead)

Tuesday, July 03, 2007

Polygami Tu Urusan Titit II

jitot_budiman@yahoo.com wrote :
"Menurut saya, kalo orang berpolygami itu urusannya cuma (maaf) Titit saja (seperti kata anda), maka itu jauh lebih baik dari pada orang berZINAH. Apakah anda tau apa dosanya orang berZINAH? Ada 6 hukuman yang diterima oleh orang yang berZINAH.3 hukuman diterima di Dunia, 3 hukuman lain akan diterima di Akhirat dan orang tersebut akan masuk NERAKA kekal abadi selamanya. Tahukah anda siapa orang yang dimaki-maki oleh ahli NERAKA dan ahli SURGA? Tidak lain adalah para ahli berZINAH. Taukah anda siapa orang yang masuk NERAKA dengan ditendang-tendang oleh ALLAH? Tidak lain adalah para ahli berZINAH. Hanya ada satu cara tobat bagi para peZINAH yaitu dirajam sampai mati.Kalo sudah mati maka dosanya dihapus sebersih-bersihnya sehingga peZINAH tsb sama seperti bayi yang baru lahir. Nah…., parahnya hukuman rajam tidak dapat dilaksanakan di
Indonesia karena hukum yang jalan di negara ini bukan hukum Islam. Jadi menurut saya daripada anda memaki-maki orang yang berpolygami maka alangkah lebih bijaknya jika anda ngurusin orang-orang yang pada berZINAH itu, alias orang-orang yang pada bersetubuh tanpa Akad Nikah itu, alias orang-orang yang pada menjima perempuan yang bukan muhrimnya itu, alias orang-orang yang pada ngewe tanpa Akad Nikah itu , alias orang-orang yang ngentot dengan sembarang memek itu, alias orang-orang yang seperti binatang itu. You understand ?"


I do (insyaAllah) understand pak Budi.
Satu pertanyaan mudah, adakah perbedaan antara lapar yang dimiliki pria dan lapar yang dimiliki wanita ? adakah perbedaan haus yang dimiliki pria dan haus yang dimiliki wanita ? apakah perbedaan antara nafsu pria dan nafsu wanita ? Kalau memang pria mendapat fasilitas untuk ‘avoid’ neraka dengan melampiaskan nafsu dia memakai polygami, lalu bagaimana dengan wanita yang juga memiliki nafsu yang sama ? bagaimana wanita bisa ‘avoid’ nafsu mereka ? Kasihan betul yang terlahir sebagai wanita, mereka tidak mendapat fasilitas yang sama sebagai sesama makhluk Allah yang sederajad.

Lagipula, bagaimana mau masuk surga bahkan untuk melawan nafsu syahwat saja tidak bisa ? bagaimana bisa dikatakan menjalankan sunah rasul ketika memilih wanita karena ukuran dada yang lebih besar, wajah yang lebih ranum atau suara yang lebih indah ? bukan janda-janda tua yang kalian nikahi, bukan janda-janda perang, bukan pula anak kecil demi meluruskan jalan dakwah ? Sudahlah tidak usah berkedok mengikuti yang mulia Muhammad SAW pak Budi. Bagi saya kalian para polygamy-er hanyalah sekumpulan orang-orang lemah yang sudah kalah melawan nafsu syahwat kalian, lalu terburu-buru mengambil Qur’an untuk dijadikan tameng sebagai excuse yang kalin pikir tidak terbantahkan.

"... Maka nikahilah apa yang baik bagimu dari wanita; dua atau tiga atau empat, maka jika kamu takut tidak (bisa) berlaku adil, maka nikahilah satu..." (An Nisaa : 3)

"Dan kalian tidak akan bisa berlaku adil diantara wanita walaupun kalian berusaha (untuk itu)... "(An Nisaa : 129)

Pak Budi yang terhormat ADIL adalah kata kunci, harta bisa dengan mudah kita bagi secara adil tapi bagaimana caranya membagi hati dan cinta kita secara adil ? Bagaimana bisa adil ketika yang istri tua anda dengan berat 80 kg, kusam, keriput dan satu lagi bekas penyanyi dangdut dengan pinggul sempurna ? Berani betul kalian menyamakan diri kalian dengan yang mulia Rasulullah ? Beranikah kalian menikahi janda-janda di perempatan jalan atas nama dakwah ? menikahi janda-janda demi menyekolahkan anak-anak mereka yang yatim ? menikahi wanita-wanita (maaf) cacat demi memberi jalan rezeki mereka ? Kalau memang itu alasan kalian berpoligami maka saya angkat topi, bungkuk hormat dan empat ibu jari saya untuk kalian.

Sebenarnya saya seperti menjilat ludah sendiri, ketika saya membahas hukum Qisas saya katakan ada hukum-hukum Allah yang tidak bisa dijelaskan secara logis oleh otak manusia yang kecil. Tapi perkara ploygami ini memang pandangan subyektif saya sebagai seorang anak yang hatinya akan terluka ketika ibunya atau saudara wanitanya disakiti. Maaf pak Budi, i do (insyaAllah) understand zina itu adalah dosa besar, tapi justru karena itu LAWANLAH bukan DILAMPIASKAN dengan meyakiti hati-hati wanita yang anda sayangi sebagaimana juga anda tidak ingin disakiti (toh anda masih tetap bisa onani sepuas hati kok kalo udah mentok dan gak bisa nahan lagi). Saya harap perbedaan pandangan ini tidak merusak persaudaran kita. Terimakasih.

Labels:

13 Comments:

Blogger : dhia : said...

kok jadi ikutan esmosi yak baca komentarnya pak Budi.

Duuh.. harusnya malu gituh menjunjung tinggi napsu bertamengkan agama. Plis deehh.. kalopun gw mendukung poligami, itu bukan untuk menghindari zina. Enak bener donk jadi laki2 kalo gituh. Mbok ya mikiiir... gmn rasanya seandainya pak Budi punya ibu tiri yang bohay yg dinikahi bapaknya pak budi krn menghindari zina.

Zina itu udah masalah yg beda lagi, itu udah menyangkut pribadi dan keimanan masing2. Jangankan di norma agama, di norma susila juga dibilangin kalo zina itu gak boleh.

Walopun gw ngomongnya gak jelas gini, tapi intinya gw mau bilang kalo jangan sangkut pautkan poligami sama ketidakinginan berzina.. catet

9:08 PM  
Blogger Unknown said...

mmmmh...
menyangkut komentar Pak Budi... kayaknya ada satu sejarah yang ga dimasukkan ke dalil nya. yaitu mengenai seorang pemuda yang terlanjur berzina, tapi ga perlu di rajam segala....

bukannya sebagai justifikasi zina, cuma kalau dalil ga komplet, kesannya seperti "menjual" ayat-ayat Allah dengan harga murah demi mendukung argumennya... semacam gitu lah.

btw... saya poligamers lho!
(maksudnya banyak nge-game)

5:08 PM  
Blogger Irma said...

Satu pertanyaan,
Kenapa orang berzina padahal ia punya istri untuk menyalurkan nafsunya???

Ketika seorang suami melihat wanita cantik dijalan hingga timbul nafsunya, Rosululloh Saw. menyarankan untuk segera pulang dan "mendatangi" istrinya.
Bukan mengejar wanita tadi yang lantas memperistrinya.

Sayang sekali jika poligami, salah satu syariat yang indah, hanya sebatas untuk menutupi nafsu lelaki.

Alangkah baiknya jika poligamiers atau poligamiers wanna be, belajar dari role model sejati, Rosululloh Saw. Hingga poligami bisa menjadi solusi komplit berbagai permasalahan, bukan malah jadi awal banyak masalah.

1:28 AM  
Blogger penne.pesto:) said...

wah dep, dalem bgt post-annya..
g setuju bgt:):):)

9:31 AM  
Blogger om idep said...

Tumben ros, gak ada buntutnya ?

Biasa situ kan suka menjatuhkan saya di akhir-akhir T_T, despo lah, dodol lah, muka bodoh lah...

10:10 AM  
Blogger Ni'am said...

misalnya nih ya, ada yang poligami tapi bener-bener tulus, tanpa ada urusan titit, kayanya sekarang ga dipercaya lagi. ya karena itu, contoh poligami dari orang-orang so-called-public-figure udah ga bener

12:24 AM  
Anonymous Anonymous said...

Satu pertanyaan, apakah perbedaan nafsu pria dan wanita?
KALO YANG DIMAKSUD DENGAN NAFSU PADA LAWAN JENIS (PRIA PADA WANITA DAN SEBALIKNYA WANITA PADA PRIA), MENURUT SAYA YAA TENTUNYA SAMA SAJA.

Kalau pria bisa ‘avoid’ dosa dengan melampiaskan nafsu dia dengan polygami.
KALO ANDA MEMAHAMI AGAMA DENGAN SEPAHAM-PAHAMNYA MAKA POLYGAMI SAMASEKALI BUKAN PELAMPIASAN DARI NAFSU. Bagaimana wanita ‘avoid’ napsu dia?
BANYAK CARA UNTUK MENGHINDARI GODAAN SEPERTI MENJAHUI HAL-HAL YANG MENDEKATKAN DIRI PADA ZINAH, MEMPERBANYAK ZIKIR, BERPUASA,DLL.

Lagi pula bagaimana mau masuk surga, sedangkan mengendalikan nafsu paling rendah aja gak bisa? Bagaimana bisa dikatakan sunah rasul ketika memilih wanita karena kecantikan dan keseksian belaka? Bukan janda tua peyot, janda-janda perang, anak sahabat demi meluruskan jalan dakwah?
JANGAN CAMPURADUKAN HUKUM POLYGAMI YANG DIKEHENDAKI OLEH ALLOH DENGAN NAFSU PARA OKNUM. JADI....... JIKA MEMANG ANDA SEORANG YANG PUNYA KEYAKINAN PADA AL'QURAN DAN AL'HADITS MAKA DENGAN SEGALA HORMAT SAYA SARANKAN JANGANLAH ANDA LECEHKAN AGAMA ANDA. SIAPA LAGI YANG MAU MEMBELA AGAMANYA JIKA BUKAN PENGANUTNYA. JIKA SEANDAINYA ANDA MAU PROTES PADA HUKUM POLIGAMI MAKA PROTESLAH PADA ALLOH.

Kalian para polygami-er, hanyalah sekumpulan manusia yang kalah oleh napsu lalu mengambil Al'Quran dan menjadikannya tamen untuk pembenaran.
DISATU SISI KULLU BANI ADAM KHOTO'UN DAN DISISI LAIN, DALAM URUSAN IBADAH, SETAHU SAYA, TIDAK ADA SATU DALILPUN BAHWA MANUSIA DIBERI HAK OLEH ALLOH UNTUK MENGHUKUMI MANUSIA LAIN. DARI PADA ANDA MEMAKI-MAKI ORANG YANG BERPOLYGAMI (YANG BELUM TENTU SALAH NIAT DAN PENERAPANNYA) MAKA ALANGKAH LEBIH BAIK JIKA ANDA MENELITI DIRI ANDA SENDIRI (DALAM URUSAN IBADAH TENTUNYA).
BANYAK PERTANYAAN YANG DAPAT ANDA LONTARKAN PADA DIRI ANDA SENDIRI, SEPERTI :
APAKAH SAYA SUDAH KHATAM DALAM MEMPELAJARI AL'QURAN (BACAANNYA, ARTINYA, PENGERTIANNYA, HAPALANNYA, DLL)? SEBAGAI CONTOH, CARA MEMBACA AL'QURAN ADA 21 CARA. LALU CARA YANG MANA YANG SUDAH ANDA KUASAI?
APAKAH SAYA SUDAH KHATAM MEMPELAJARI AL'HADITS (BUKHORI 9 JUZ, MUSLIM 9 JUZ, NASAI, ABU DAUD, TIRMIDZI, IBNU MAJAH, MUA'THO, IBNU KATSIR, DARIMI, DLL)? KETAHUILAH ADA 38 ORANG PEROWI AL'HADITS. LALU ANDA SUDAH KHATAM YANG MANA?
APAKAH SAYA SUDAH MENTAATI SEGALA PERINTAH ALLOH ROSUL, MENJAHUI SEGALA LARANGAN ALLOH ROSUL, SERTA MEYAKINI SEGALA CERITA ALLOH ROSUL DALAM HIDUP YANG CUMA SEKALI INI?
SAYA YAKIN JIKA ANDA MENYIBUKAN DIRI MEMPELAJARI AL'QURAN DAN AL'HADITS MAKA ANDA TIDAK AKAN SEMPAT MENELITI ORANG LAIN YANG BELUM TENTU SALAH.

*Maaf untuk sahabat dan rekan saya yang mempunya kerabat berpoligami, ini pandangan subyektif, jangan sampai perbedaan pendapat merusak persaudaraan*
AMAT SANGAT TIDAK LOGIS JIKA ALLOH MENURUNKAN AGAMA DENGAN TUJUAN MENIMBULKAN PERBEDAAN PENDAPAT DAN MEMECAH BELAH MANUSIA.

DEMIKIAN SEMENTARA TANGGAPAN SAYA YANG JAUH DARI SEMPURNA. KURANGNYA MOHON BERIBU MAAF DAN LEBIHNYA SILAHKAN AMBIL. GRATIS KOK. HE... HE.... HE....

3:31 PM  
Blogger om idep said...

Pak Budi, terimakasih atas pencerahannya, ilmu agama anda sudah tinggi sekali. Tiga hal yang saya bingung dari tulisan anda (aduh bo' itu font ya gede aja, mboh ndeso ora dong Netiquete, mboh emosi berat kui) :

1. Seharusnya jangan lupa akan Hablum Minallah dan Hablum Minannas, konsisten dong dalam berargumen jangan ganti-ganti pakem dan perspektif sesuai kebutuhan.
2. Agama tidak perlu dibela sebagaimana Tuhan yang tidak perlu dibela.
3. Dari pada polygami berarti mending zikir, puasa dll gitu ? Pak tau orang-orang yang polygami dengan janda kriput ? gembel jalanan ? orang (maaf) cacat ? Kalo pak Budi ada kenal maka mereka tidak termasuk dalam tulisan saya ini dan insyaAllah mereka adalah Ahli Surga.
4. Lho pak, memang itu bukan tujuan Allah SWT, tapi kenyataannya kita manusia suka ego merasa paling saleh dan paling benar dan paling pantas masuk surga. Akhirnya jadi Hamas vs Fatah, Sunni vs Syiah, NU vs Muhammadiyah dan ratusan aliran lainnya....

1:43 AM  
Blogger imel said...

wah, baru bc postingan lo ini dep.
sampe skrg kalo diskusi soal kyk gini di pengajian, buntutnya gw slalu nyolot dan berkerut sepanjang hari, makan jg jadi banyak krn energi terkuras
spt nya dep,cowo yg berpikiran kyk elo mgkn ga byk ya,..
ada satu jg mbak2 di sana yg bilang kalo dia akan mengijinkan suaminya utk menikah lagi kalo suaminya mau,demi ayat yg dia anggap dia bs msk surga dgn keikhlasan dan lalala-nya

grrhh...setelah perdebatan2 ga berujung ,berhubung gw jg dianggap kencur dan menghindari jambak2an yawdah gw diem ajalah (^^)v
pis yo

makasih tulisannya dep :)

8:38 AM  
Blogger om idep said...

Aduh mel, berlebihan...
You surely welcome :)

Senang kalo ada orang yang senang baca tulisan saya.

4:03 PM  
Blogger amelisa said...

gak sengaja terlempar ke blog ini,tdi mikirnya ini yang nulis cew ya...eh tau nya cow.
jrang banget cow bisa memandang dari sudut ini.mungkin sempat terlintas dipikiran mereka..tpi lebih banyak yang mengambil dari sisi yang dimabil oleh pak budi
seneng aja bisa tau ada cow yang seperti kamu,subhanallah..slama ini soalnya sering disudutkan dengan masalah ini.hmm karna saya juga berasal dari keluarga yang kepala keluarganya harus berbagi dengan orng lain..dan alhamdulillahnya sampe skrang belom terasa ada nya kenyamanan didalamnya,blom..tpi pasti akan datang.

buat cow2 yangn mungkin terlintas dipikirannya untuk berpoligami..tolong ingat juga masa depan ,kebahagian anak.
mungkin istri anda bisa ikhlas tapi blom tentu anak anda bisa ikhlas melihat kesedihan bunda nya.

5:12 AM  
Anonymous Anonymous said...

aku akan sangat kagum jika ada laki2 mengambil istri kedua yg (maaf) dikategorikan "kurang laku" (mis. cacat, dsb)

lha, klo cewe bahenol mah, gak jadi istri kedua juga, pasti banyak laki2 yg mau jadikan dia sbg istri pertama

5:59 AM  
Anonymous Anonymous said...

Ah gini aja pada bingung sih.

Hukum itu banyak. Kebenaran itu banyak. Lalu yang mana yang paling benar? Yang paling sreg dengan hati nurani Anda.

Siapa bilang hukum rajam sampai mati tidak bisa dilaksanakan?

Kalau menurut Anda itu bisa menyelamatkan pezinah dari api neraka, dari tendangan Allah, ya selamatkan dong dia. Wajib itu hukumnya, menyelamatkan orang yang kita ketahui akan cilaka.

Anda harus lakukan hukum rajam itu terhadapnya, jangan pedulikan hukum-hukum lain, yang walaupun dibuat dengan lebih demokratis tapi tidak berasal dari Allah yang anda bela-bela itu.

Lakukan. Rajam pezinah sampai mati. Kalau Anda yakin itu akan menyelamatkan jiwanya di akhirat. Jangan takut polisi.
Jangan takut dipenjara karena main hakim sendiri merajam orang.

Karena kalau Anda masih takut penjara. Karena kalau Anda masih pikir-pikir. Karena kalau Anda masih bertawar-menawar dengan hukum Allah.

Buat apa Anda mati-matian membela apa yang Anda sebut sebagai 'Hukum Allah' mati-matian.

Maaf, akhirnya, saya terpaksa mengambil kesimpulan ini:

Anda mendukung hukum Allah dan membela Allah habis-habisan dalam hal izin bagi pria untuk berpoligami karena itu enak (buat selangkangan Anda yang laki-laki). Anda membela hukum Allah tentang poligami karena Anda takut Allah.

Tetapi,

Anda tidak habis-habisan membela keharusan merajam mati pezinah, Anda tidak merajam pezinah sampai mati karena itu tidak enak buat Anda. Karena Anda takut penjara.

Yah, apa boleh buat, kebenaran itu hanya soal selera belaka. Kalau lagi senang yang pedas, ya, cari yang pedas. Kalau mau yang manis, cari yang manis. Tergantung mood, kebutuhan, dan ketersediaan barang di pasar.

Heran saya, hari geene, orang masih aja perlu Tuhan untuk bisa berpikir sendiri dan melakukan yang terbaik. Masih harus mencontek 'solusi' dari kitab uzur di masa lampau yang diklaim 'abadi' dan 'tak pernah salah.'

Masiiiiiih aja sumber pengetahuannya dari masa lampau. Mbok research, cari solusi masa kini, bicara dengan orang-orang dari masa kini, dengan masalahnya hari ini.

1:57 AM  

Post a Comment

<< Home